Salah satu pemain basket asia yang paling terkenal adalah Yao Ming, dari China. Dia adalah orang kedua dari China atau ketiga dari Asia, yang berhasil masuk NBA draft. Doi juga punya karir yang lumayan panjang dan sukses di NBA. Diprediksikan menjadi no. 1 pick di NBA Draft 2002 saat ia memutuskan untuk berkarir di US, Yao Ming memang sudah mendominasi sejak mudanya di CBA (Chinese Basketball Assosiation). Dia adalah salah satu scorer yang 'very smooth'. Liat aja statistik terakhirnya di CBA, 38.9 PPG plus 76.6% FG!! Belum kaget? Pada suatu game di final pertama dan terakhirnya, dia berhasil mencetak 21/21 FG!! Gak cuma itu, dia juga mendominasi dalam hal defense. Di NBA pun dia terpilih menjadi All-Star berkali-kali. Plus statistiknya juga 'wow' dan doi juga sempet masuk 10 besar nominasi MVP. Besar, Atletis, Dinamik, & Smooth itulah Yao Ming.
Itu tadi sepenggal tentang Yao Ming, satu-satunya pemain China yang 'bersinar terang' di NBA. Sejauh ini, pemain Asia yang berhasil masuk NBA hanya berasal dari China. Hanya satu pemain non-China yang sempat bermain (kalo gak salah cuma 3 game) di NBA, Yuta Tabuse dari Jepang. Rata-rata pemain asia yang bermain di NBA adalah seorang 'Big Man' yang tingginya 6'8 sampai 7'0 keatas (2.01 m lebih). Pemain asia pertama yang masuk NBA, kalo gak salah Mangkee Bateer dari China (ato mongol yaah?) disusul Wang Zizhi kemudian Yao Ming. Setelah itu disusul pemain kecil & lincah dari Jepang, Yuta Tabuse. Kemudian diikuti lagi oleh Yi Jianlian dan yang paling baru Sun Yue. Rata-rata dari semua pemain tsb. hanya bertahan sebentar saja di NBA. Karirnya pun sepertinya flat. Sejauh ini Yao Ming lah pemain terbaik dari Asia yang pernah men-dribble bola di NBA
------------------------------------------------------------------------------
Wang Zhelin, China
Oke, karena rata-rata pemain asia yang bermain di NBA adalah dari China maka yang dijadikan patokan disini adalah China. Yang akan saya bahas disini adalah potensi-potensi dari pemain Asia(ingat, Asia disini patokannya China) terutama sebagai Center atau Big Man karena sejauh ini gak ada suatu tim NBA manapun yang berani ambil resiko untuk nge-draft seorang guard dari Asia yang rata-rata mempunyai tubuh kecil.
Sebenarnya, banyak pemain asia (Big Man) yang secara fisik memenuhi kriteria untuk bermain di NBA. Tinggi? oke. Besar? Oke. Malah kadang seorang center dari china malah punya fisik yang lebih, misal saja Yao Ming, dkk. yang rata-rata tingginya diatas 7'0. Dengan fisik seperti itu seharusnya pemain asia bisa dengan mudah masuk NBA Draft seperti pemain eropa. Sekarang ini banyak pemain-pemain muda dari China yang bermain di tingkat HS ato College di US. Tentunya untuk bisa masuk tim dari HS ato College tsb. pemain itu harus spesial apalagi kalo pemain internasional. Rata-rata mereka yang berhasil masuk tim varsity adalah mereka yang mempunyai fisik seperti disebutkan tadi.
Lalu kendalanya apa? kenapa sampai sekarang pemain asia yang bermain di US tidak bisa mendominasi atau permainannya 'molor-molor'? Athleticism. Satu-satunya jawaban adalah seberapa atletis-nya pemain tersebut. Soal Skill? Itu sudah jadi hal wajib dan tuntutan mutlak yang gak harus dibahas. Kebanyakan pemain asia yang hijrah ke US tau cara mendominasi, tau bermain low post, tau how to score, dsb. Kendalanya adalah kemampuan atletis pemain tersebut. Bisa diliat saja, contohnya Wang Zizhi dan Yi Jianlian. Permainannya kurang dinamik, jarang lompat, larinya terlalu biasa, dan secara fisik otot-ototnya kurang. Seorang center yang baik harus punya tubuh yang kuat, besar, dan otot yang lumayan besar yang salah satu manfaatnya adalah membantu permainan low post dan juga defense. Yao Ming mungkin salah satu pemain asia yang kempuan atletisnya masuk dalam kriteria "NBA Ready". Jadi jelas, athleticism, adalah problem terbesar pemain asia bahkan pemain internasional.
Setelah itu ada permainan fisikal dan agresivitas. Ini juga problema besar bagi pemain asia. Saya heran, mungkin contoh saja di Indonesia, banyak pemain basket yang ketika di-foul malah marah, ketika drive ke dalam kemudian ada yang menghalangi eh malah mundur, ato ketika bermain low post kemudian di double eh malah foul, turnover ato traveling. Beda dengan permainan di US, foul malah dicari (foul-in), ada yang halang malah di posterize, ketika di double berani nge-body. Permainan seperti tadi masih langka di asia, di China malah bisa sampe tawuran hahaha. Rata-rata pemain asia menyangka permainan seperti itu kotor, cupu, main kasar, dsb. Padahal justru itulah basketball, penuh dengan keganasan. kalo gak berani & ngeluh main kontak mending berenti aja --". Lagi-lagi lack of athleticism juga mempengaruhi.
Yang terakhir adalah Skill. Sebenarnya ini gak jadi masalah besar. Banyak pemain asia yang sangat berpotensi jika dilihat dari skill-nya. Banyak center di china yang mid-range game-nya bagus, bisa 3-pointer, jago ngeblock, jago nge-rebound, dsb. Wang Zizhi, Yi Jianlian, Mengkee Bateer, dkk. mereka semua mendominasi waktu masih di CBA. Tapi saat naik ke level NBA? mereka hampir sama level-nya dengan pemain 'biasa' lainnya. Lagi-lagi ada kaitannya dengan kemampuan fisikal & atletisme. Rata-rata pemain asia masih belum bisa men-sinergikan kemampuan bermainnya dengan kemampuan fisiknya sehingga gaya bermain mereka terkesan kurang dinamik, 'molor-molor', dsb.
Apa semua pemain asia seperti itu? nggak.
Banyak juga pemain yang sudah memenuhi aspek-aspek diatas dan siap atau sudah mendominasi di NBA. Contohnya yang sudah mendominasi, Yao Ming dan contoh bagus yang siap mendominasi adalah Wang Zhelin. Permainannya sangat impresif ketika berlaga di Nike Hoop Summit. Ia dan World Team berhasil mengalahkan tim junior USA 84-75 dengan mencetak skor tertinggi ke-2 dalam timnya, 19 dan menangkap 8 rebounds. Kalo aja China lebih fleksibel dengan pemain-pemainnya, dan membiarkan Wang Zhelin atau pemain lainnya untuk hijrah dan belajar lebih banyak di USA, saya yakin kedepannya pemain asia tidak asing lagi di NBA. Malah mungkin Indonesia bisa kena cipratannya juga wkwkwk.
Kita lihat saja kedepannya, seperti apa perkembangan basket asia termasuk Indonesia B-)